Pahlawan Pergerakan Nasional Wanita

PAHLAWAN PERGERAKAN NASIONAL WANITA DI INDONESIA

  1. Maria Walanda Maramis

mwmindex

Maria Josephine Catherine Maramis atau yang lebih dikenal sebagai Maria Walanda Maramis, merupakan seorang Pahlawan Nasional Indonesia karena usahanya untuk mengembangkan keadaan wanita di Indonesia pada permulaan abad ke-20

Nicholas Graafland, dalam sebuah penerbitan “Nederlandsche Zendeling Genootschap” tahun 1981, Maria ditahbiskan sebagai salah satu perempuan teladan Minahasa yang memiliki “bakat istimewa untuk menangkap mengenai apapun juga dan untuk memperkembangkan daya pikirnya, bersifat mudah menampung pengetahuan sehingga lebih sering maju daripada kaum lelaki”

  1. Laksamana Malahayati

200px-Laksamana_malahayati

Malahayati tercatat dalam sejarah sukses menghalau Portugis dan Belanda masuk ke Aceh, sesuai catatan seorang wanita Belanda, Marie Van Zuchtelen, dalam bukunya berjudul “Vrouwlijke Admiral Malahayati” (Malahayati- Sang Admiral Wanita).

Pahlawan wanita bernama Keumlahayati atau Malahayati mendapat kepercayaan menjadi orang nomor satu dalam memimpin pasukan militer dari kesultanan Aceh. Malahayati akrab dengan dunia angkatan laut, karena tidak terlepas dari didikan Sang Ayah yang juga seorang Laksamana, bernama Mahmud Syah bin Laksamana Muhammad Said Syah. Dalam darah Malahyati juga mengalir kuat darah seorang kakek yang juga merupakan putra Sultan Salahuddin Syah dan pernah memimpin Aceh pada 1530-1539.

Sebagai pelaut dan pejuang wanita, Malahayati pernah memimpin 2000 orang yang terdiri dari para janda yang suaminya telah tewas sebagai pahlawan di medan laga (mereka dikenal dengan sebutan pasukan Inong Balee) untuk berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda pada tanggal 11 September 1599. Pada pertempuran tersebut, Malahayati berhasil membunuh Cornelis de Houtman dalam sebuah duel di atas geladak kapal. Oleh karena itulah, Malahayati memperoleh gelar laksamana pertama di dunia.

Tidak banyak catatan mengenai sejarah hidup Malahayati, namun terdapat sumber catatan dari seorang nahkoda kapal Belanda yang berkebangsaan Inggris, John Davis pernah mengungkapkan fakta bahwa pada masa kepemimpinan militer Laksamana Malahayati, Kesultanan Aceh memiliki perlengkapan armada laut. Malahayati digambarkan pula sebagai sosok yang tegas dan sigap mengkoodinir pasukannya di laut serta mengawasi berbagai pelabuhan yang berada di bawah penguasaan syahbandar, serta secara seksama mengawasi kapal-kapal jenis milik Kesultanan Aceh Darussalam. Namun sayang, suaminya gugur di palagan Selat Malaka ketika melawan Portugis. Setelah suaminya gugur, Malahayati memohon kepada Sultan al-Mukammil, raja Aceh yang berkuasa dari 1596-1604, untuk membentuk armada perang. Prajuritnya adalah para janda pejuang Aceh yang gugur dalam pertempuran di Selat Malaka itu, yang dinamai Laskar Inong Balee dengan anggota berjumlah 2000 orang prajurit.

Bertahap demi tahap, karir Malahayati mulai melesat, saat itu Kerajaan Aceh memang tengah meningkatkan keamanan karena gangguan Portugis. Usul membentuk armada dikabulkan, Malahayati diangkat jadi Panglima Armada Inong Balee atau Armada Perempuan Janda. Pasukan itu bermarkas di Teluk Lamreh Kraung Raya. Benteng Kuto Inong Balee dengan tinggi sekitar tiga meter dibangun. Lengkap dengan meriam.

Malahayati ternyata juga merupakan sosok negosiator ulung. Pada Agustus 1601, Malahayati memimpin Aceh untuk berunding dengan dua utusan Maurits van Oranjesent, Laksamana Laurens Bicker dan Gerard de Roy. Mereka sepakat melakukan gencatan senjata. Belanda juga harus membayar 50 ribu gulden sebagai kompensasi penyerbuan yang dilakukan van Caerden. Sepak terjang Malahayati sampai juga ke telinga Ratu Elizabeth, penguasa Inggris. Sehingga negeri raksasa itu memilih cara damai saat hendak melintas Selat Malaka. Pada Juni 1602, Ratu Elizabeth memilih mengutus James Lancaster untuk mengirim surat kepada Sultan Aceh untuk membuka jalur pelayaran menuju Jawa.

Malahayati disebut masih memimpin pasukan Aceh menghadapi armada Portugis di bawah Alfonso de Castro yang menyerbu Kreung Raya Aceh pada Juni 1606. Sejumlah sumber sejarah menyebut Malahayati gugur dalam pertempuran melawan Portugis itu. Setelah wafat dalam pertempuran laut Teluk Krueng Raya Malahayati dimakamkan di lereng Bukit Kota Dalam, sebuah desa nelayan yang berjarak 34 kilometer dari Banda Aceh, tidak jauh dari Benteng Inong Balee,. Lokasi makam pada puncak bukit, merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap tokoh yang dimakamkan. Penempatan makam di puncak bukit kemungkinan dikaitkan dengan anggapan bahwa tempat yang tinggi itu suci.

3. Cut Nyak Dien

dhien_1

Cut Nyak Dien lahir pada tahun 1848 dari keluarga kalangan bangsawan yang taat beragama. Ayahnya bernama Teuku Nanta Seutia, seorang uleebalang. Beliau mendapatkan pendidikan agama dan rumah tangga yang baik dari kedua orang tua dan para guru agama.

Seperti umumnya di masa itu, beliau menikah di usia sangat muda dengan Teuku Ibrahim Lamnga. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Ketika Perang Aceh meletus tahun 1873, Teuku Ibrahim turut aktif di garis depan. Cut Nyak Dien selalu memberikan dukungan dan dorongan semangat.

Semangat juang dan perlawanan Cut Nyak Dien bertambah kuat saat Belanda membakar Masjid Besar Aceh. Dengan semangat menyala, beliau mengajak seluruh rakyat Aceh untuk terus berjuang. Saat Teuku Ibrahim gugur, di tengah kesedihan, beliau bertekad meneruskan perjuangan. Dua tahun setelah kematian suami pertamanya tepatnya pada tahun 1880, Cut Nyak Dien menikah lagi dengan Teuku Umar. Seperti Teuku Ibrahim, Teuku Umar adalah pejuang kemerdekaan yang hebat.

Bersama Cut Nyak Dien, perlawanan yang dipimpin Teuku Umar bertambah hebat. Sebagai pemimpin yang cerdik, Teuku Umar pernah mengecoh Belanda dengan pura-pura bekerja sama pada tahun 1893, sebelum kemudian kembali memeranginya dengan membawa Iari senjata dan perlengkapan perang lain. Namun, dalam pertempuran di Meulaboh tanggal 11 Februari 1899 ,Teuku Umar gugur. Sejak meninggalnya Teuku Umar, selama 6 tahun Cut Nyak Dien mengatur serangan besar- besaran terhadap beberapa kedudukan Belanda. Seluruh barang berharga yang masih dimilikinya dikorbankan untuk biaya perang. Meski tanpa dukungan dari seorang suami, perjuangannya tidak pernah surut. Perlawanan yang dilakukan secara bergerilya itu dirasakan Belanda sangat mengganggu, bahkan membahayakan pendudukan mereka di tanah Aceh sehingga pasukan Belanda selalu berusaha menangkapnya.

Namun, kehidupan yang berat dihutan dan usia yang menua membuat kesehatan perempuan pemberani ini mulal menurun. Ditambah lagi, jumlah pasukannya terus berkurang akibat serangan Belanda. Meski demikian,ketika Pang Laot Ali, tangan kanan sekaligus panglimanya, menawarkan untuk menyerah, beliau sangat marah. Akhirnya, Pang Laot Ali yang tak sampai hati melihat penderitaan Cut Nyak Dien terpaksa berkhianat. la melaporkan persembunyian Cut Nyak Dien dengan beberapa syarat, di antaranya jangan melakukan kekerasan dan harus menghormatinya.

Begitu teguhnya pendirian Cut Nyak Dien, bahkan ketika sudah terkepung dan hendak ditangkap dalam kondisi rabun pun masih sempat mencabut rencong dan berusaha melawan pasukan Belanda. Pasukan Belanda yang begitu banyak akhirnya berhasil menangkap tangannya. Beliau marah luar biasa kepada Pang LaotAli. Namun,walau pun di dalam tawanan, Cut Nyak Dien masih terus melakukan kontak dengan para pejuang yang belum tunduk. Tindakannya itu kembali membuat pihak Belanda berang sehingga beliau akhirnya dibuang ke Sumedang, Jawa Barat, pada 11 Desember 1906 dan kemudian pada tanggal 6 November ia wafat.

3.      Johana Masdani Tumbuan

 Wanita Minahasa - Jo Masdani-Tumbuan - Koleksi www.bode-talumewo.blogspot.com

Kelahiran Amurang, Sulawesi Utara, 29 November 1910 ini, waktu masih gadis bernama Johanna Tumbuan. Menurut buku Rosihan Anwar, Le Petite Histoire, Jo sapaan akrab Johanna, masih berusia 18 tahun, bersama Dolly Putri Haji Agus Salim, satu dari sedikit perempuan yang hadir dalam peristiwa Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 di Gedung Kramat Raya, Jakarta. Mereka berdua juga ikut menyanyikan Indonesia Raya dalam ajang penting itu.

Keterlibatan perempuan yang gesit semasa hidupnya tersebut dalam dunia pergerakan berawal sejak usia 16 tahun. Ketika itu ia bergabung dalam Jong Minahasa, yang kemudian berubah jadi Jong Celebes. Lalu, aktif dalam Jong Indonesia, dan pada saatnya berubah menjadi Indonesia Muda. Jo Masdani juga giat dalam kegiatan organisasi Kepanduan Bangsa Indonesia.

Sebagai aktivis pemuda-pemudi menjelang kemerdekaan, Johanna banyak berjumpa dengan tokoh-tokoh lain. Seperti Muhammad Yamin, Dr. Rusmali, Mr. Asaat, dan orang yang belakangan menjadi suaminya, Masdani, juga seorang tokoh pergerakan. Jo juga menjadi seorang saksi sejarah detik-detik Proklamasi Indonesia yang dilakukan Bung Karno dan Bung Hatta, 17 Agustus 1945.

Jo ikut serta menyusun konsep pembangunan Tugu Proklamasi yang sederhana di depan rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur (kini Jalan Proklamasi) nomor 56, Jakarta. Tugu ini kemudian dibongkar oleh Bung Karno, namun dibangun kembali pada 1980-an.

Dalam Perang Kemerdekaan Jo ikut suaminya menyelundupkan beras untuk penduduk dari Karawang, Cikampek. Ia juga menyelundupkan senjata yang diperoleh dari Jakarta untuk pejuang di daerah pedalaman hingga Yogyakarta.

Jo pernah menjadi guru di Perguruan Rakyat di Gang Kenari, Jakarta, saat bantuan dari orangtuanya di kampung halaman terhenti. Ia aktivis Palang Merah Indonesia dan menjadi pembimbing Pandu Rakyat Indonesia. Di alam kemerdekaan, Jo menjadi mahasiswa psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Sang Suami yang menyuruhnya, setelah ia lulus dari Paedagogische Algemene Middlebare School.

Johanna termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua, Oktober 1928 dan turut serta mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berlangsung di sebuah gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya no. 106 Jakarta Pusat.
Selain itu, Jo — demikian ia biasa dipanggil — juga menjadi seorang saksi sejarah detik-detik Proklamasi Indonesia yang dilakukan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945. Ia juga ikut serta menyusun konsep pembangunan Tugu Proklamasi yang sederhana di depan rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur (kini Jl. Proklamasi) no. 56, Jakarta. Tugu ini kemudian dibongkar oleh Bung Karno, namun dibangun kembali pada tahun 1980-an.
[sunting]Perjuangan

Jo juga pernah menjadi guru di Perguruan Rakyat di Gang Kenari, Jakarta, saat bantuan dari orangtuanya di kampung halaman terhenti. Ia juga aktif dalam Palang Merah Indonesia, menjadi pembimbing Pandu Rakyat Indonesia, serta menjadi aktivis sosial Pemuda Puteri Indonesia.
Dalam catatannya pada tahun 1945 hingga 1949, Jo pernah menulis, “Roda revolusi Indonesia tidak dapat berjalan tanpa wanita. Demi kemerdekaan sampai titik darah penghabisan Merdeka atau Mati, tanpa pamrih membela bangsa dan negara tanah air Indonesia tercinta.”
Di alam kemerdekaan, Jo menjadi mahasiswa psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Setelah lulus dari alma maternya, Jo mengabdikan diri sebagai dosen psikiatri sejak 1961. Pada tahun 1970-an, ia sempat pula mengambil pendidikan lanjutan di Amerika Serikat dan Inggris.

Hampir sama seperti suaminya, Jo banyak mendapat penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia. Pada 1953 ia memperoleh medali Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia dari Menteri Pertahanan Keamanan Ali Sastroamidjojo. Pada 1958 ia mendapat Bintang Satya Gerilya dari Presiden Soekarno. Pada tahun 1967 semasa Presiden Soeharto, ia mendapat Bintang Satya Lencana Penegak. Ia dianugerahi Bintang Mahaputera Utama pada tahun 1998 dari Presiden B.J. Habibie. Secara keseluruhan, Jo mendapat delapan bintang dari Pemerintah RI.

  1. Nyi Ageng Serang

nyi-ageng-serang

Terlahir dengan nama asli Raden Ajeng (RA) Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi. Nyi Ageng Serang merupakan putri dari Pangeran Natapraja, seorang penguasa daerah Serang, Jawa Tengah yang juga merupakan Panglima Perang Sultan Hamengkeu Buwono I.

Nyi Ageng juga merupakan salah satu keturunan dari Sunan Kalijaga. Selain itu, ia juga mempunyai seorang cucu yang kelak akan menjadi seorang pahlawan, yakni R.M. Soewardi Surjaningrat atau Ki Hadjar Dewantara.

Ketika Perang Diponegoro meletus pada tahun 1825, Nyi Ageng Serang bersama pasukan yang setia terhadap ayahnya ikut berperang bersama Pangeran Diponegoro dan menantunya Raden Mas (R.M.) Pak –Pak. Karena usianya yang sudah sangat tua, 73 tahun, Nyi Ageng memimpin pasukannya dari atas tandu. Akhirnya, setelah tiga tahun ikut bertempur bersama Pangeran Diponegoro, Nyi Ageng Serang tidak kuat lagi melawan penjajah karena kekuatan fisiknya tidak memadai. Ia pun mundur dari peperangan dan pasukan yang ia pimpin diambil alih oleh Raden Mas Pak-Pak.

Pada tahun 1828, Nyi Ageng Serang menghembuskan nafas terakhirnya dalam usia 76 tahun. Ia meninggalkan Serang sebagai daerah merdeka. Atas jasa-jasanya terhadap negara, Nyi Ageng Serang kemudian dikukuhkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No.084/TK/1974.

  1. Siti Manggopoh

Siti_Manggopoh_statue

Siti Manggopoh, merupakan perempuan Minang yang lahir pada bulan Mei 1880. Nama Manggopoh dilekatkan pada dirinya, karena ia terkenal berani maju dalam perang Manggopoh. Manggopoh itu sendiri merupakan nama negerinya.

Siti merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Kelima kakaknya dengan senang hati menyambut kelahiran Siti, karena Siti adalah anak perempuan pertama sekaligus terakhir yang dilahirkan dalam keluarga mereka. Kelima kakak laki-laki Siti pun selalu mengusung Siti ke mana-mana. Ia membawa Siti ke pasar, ke kedai, ke sawah, dan bahkan ke gelanggang persilatan.

Siti pun pernah bermain sangat jauh dari kenagarian Manggopoh, bahkan sampai ke daerah Tiku, Pariaman. Tak hanya itu, ketika kakaknya belajar mengaji ke surau, Siti juga diajak dan mengecap pendidikan di surau. Sebagai perempuan Minang, Siti memiliki kebebasan. Ia membangun dirinya secara fisik dan nonfisik. Ia belajar mengaji, bapasambahan dan juga persilatan. Inilah kiranya yang menyebabkan Siti berani maju ke medan perang untuk melawan penjajahan Belanda di negerinya.

Siti menikah dengan Rasyid. Pernikahan mereka ternyata tidak membuat Siti terikat dengan tugas perempuan di dalam rumah tangga. Justru bersama suaminya, Rasyid, Siti memiliki semangat dan arah perjuangan yang setujuan. Mereka bahu membahu melepaskan penderitaan rakyat Minangkabau. Kesadaran ini muncul ketika Siti dan Rasyid merasakan bahwa telah terjadi penindasan di negerinya oleh pemerintahan Belanda.

Dari catatan yang ada, meski sebagai seorang tokoh pun, ternyata Siti pernah mengalami konflik batin ketika akan mengadakan penyerbuan ke benteng Belanda. Ia mengalami konflik ketika rasa keibuan terhadap anaknya yang sedang menyusu muncul, padahal di satu sisi, ia merasakan sebuah panggilan jiwa untuk melepaskan rakyat dari kezaliman Belanda. Namun, ia segera keluar dari sana dengan memenangkan panggilan jiwanya untuk membantu rakyat.

Siti Manggopoh memang membangun dirinya dengan kecerdasan sejak kecil. Hal inilah yang dimunculkannya ketika menyusun siasat yang diatur sedemikian rupa. Dia dan pasukannya berhasil menewaskan 53 orang serdadu penjaga benteng. Siti memanfaatkan naluri keperempuanannya secara cerdas untuk mencari informasi tentang kekuatan Belanda tanpa hanyut dibuai rayuan mereka.

Di markas belanda di manggopoh, sewaktu tentara belanda sedang mengadakan pesta judi dan mabuk mabukan masuklah seorang wanita cantik, yang sebenarnya adalah Siti, buruan pemberontak yang paling di cari tentara belanda. Siti lansung membaur dengan para tentara yang sedang mabuk itu.
Karena kelelahan dan teler karena minuman keras, akhirnya puluhan tentara belanda terkapar tak sadarkan diri, melihat peluang tersebut siti segera memberi isyarat kepada para pejuang yang sudah menunggu di luar untuk segera menyerang.

Para pejuang merebut markas belanda dan membantai puluhan tentara belanda teresebut, tercatat 53 orang tentara belanda tewas dan 2 orang berhasil melarikan diri dalam keadaan terluka parah ke lubuk basung.

Perebutan benteng yang dilakukan Siti menyulut Perang Manggopoh. Akhirnya Siti bersama sang suami, Rasyid Bagindo Magek, berhasil ditangkap dan dipenjarakan tentara Belanda. Tapi, lantaran mempunyai bayi, Siti terbebas dari hukuman pembuangan.

Siti Manggopoh meninggal di usia 85 tahun, pada 20 Agustus 1965 di Kampung Gasan Gadang, Kabupaten Agam.

  1. Dewi Sartika

dewi-sartika

R.A Dewi Sartika lahir di Bandung, 130 tahun yang lalu pada tanggal 4 Desember. Ayah dari gadis ini ialah Raden Somanagara, seorang pejuang kemerdekaan yang dihukum buang menuju pulau Ternate pada masa Hindia Belanda masih memerintah Indonesia, dimana ayahnya kemudian meninggal dunia di Ternate. Dewi Sartika lahir di keluarga priyayi Sunda dengan Nyi Raden Rajapermas sebagai ibunya, dan meskipun adat daerah pada waktu itu wanita tidak boleh bersekolah, kedua orangtuanya bersikeras untuk menyekolahkan gadis ini, terlebih di sekolah milik Belanda.

Setelah ayahnya tiada, pamannya yang merupakan patih Cicalengka mengambil Dewi Sartika untuk dirawat. Dari pamannya ini juga lah ia mendapatkan berbagai ilmu tentang kesundaan. Selain dari pawannya, ia mempelajari banyak hal tentang kebudayaan Barat dari seorang asisten residen Belanda

Ada menuliskan bahwa beliau menempuh sekolah dasar di Cicalengka. Bukti lain bahwa Dewi Sartika sudah berbakat dalam dunia pengajaran selain hobinya bermain peran menjadi guru adalah ketika ia menginjak umur 10 tahun, ia sudah ahli baca-tulis dan beberapa kata bahasa Belanda yang mampu ditunjukkan oleh anak-anak dari pembantu kepatihan. Yang membuat warga Cicalengka terkejut adalah pada masa itu hampir tidak ada anak-anak dari kalangan rakyat jelata yang mampu melakukan hal-hal tersebut, terlebih lagi fakta bahwa yang mengajari mereka adalah seorang anak perempuan berumur sepuluh tahun.

Menginjak remaja, Dewi Sartika kembali pulang ke pangkuan ibundanya di Bandung. Jiwa dewasa yang berkembang di dalam dirinya semakin mendorong gadis ini untuk merealisasikan mimpi-mimpinya, yang juga diberikan dukungan penuh oleh pamannya yang punya keinginan yang sama. Meski begitu, kesamaan mimpi antara Dewi Sartika dengan pamannya tidak serta merta membuat hal ini menjadi lebih mudah bagi kedua orang tersebut karena di masa itu ada adat yang menjadi rantai pengekang wanita, yang membuat pamannya menjadi khawatir dan kesulitan.

Mimpi yang dimiliki Dewi Sartika perlahan menjadi kenyataan, dimulai pada tahun 1902 dimana ia membuka sebuah tempat pendidikan bagi para perempuan. Tempat yang dipilih oleh Dewi Sartika adalah sebuah runagan kecil yang terletak di bagian belakang rumah milik ibunya di Bandung. Yang menjadi materi pelajaran dari “sekolah” milik Dewi Sartika pada masa itu antara lain adalah memasak, menjahit, menulis, merenda, dan memasak. Pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika akhirnya membuka sebuah Sakola Istri (Sekolah Perempuan) setelah sebelumnya berkonsultasi dengan Bupati R. A. Martenagara. Sekolah yang ia dirikan merupakan sekolah bagi perempuan yang pertama perdiri di Hindia-Belanda, dan memiliki tiga pengajar yaitu Dewi Sartika sendiri dan Ny. Poerwa serta Nyi. Oewid.

Dewi Sartika menikahi seorang pria yang memiliki nama Raden Kanduruan Agah Suriawinata pada tahun 1906, dimana pernikahan mereka berdua menghadihi seorang putra yang diberi nama R. Atot, nantinya akan menjadi ketua umum BIVB, cikal bakal Persib Bandung. Hal terbaik yang dirasakan oleh Dewi Sartika adalah ketika ia mengetahui bahwa suaminya memiliki mimpi dan visi yang sama dengan apa yang ia miliki selama bertahun-tahun, yaitu pendidikan layak bagi wanita dan orang-orang yang kurang mampu. Suaminya sendiri merupakan seorang guru di sekolah Karang Pamulang, sebuah sekolah yang melatih guru-guru.

Sejarah singkat R.A Dewi Sartika – biografi dan profil dari pahlawan nasional di bidang pendidika ini mulai memasuki halaman terakhir ketika Dewi Sartika menghembuskan napas terakhirnya di Tasikmalaya, dan dikebumikan dengan sebuah upacara sederhana di pemakaman Cigagadon. Sebelum berpulang kembali ke sisi sang pencipta, Dewi Sartika sudah menyaksikan buah hasil kerja kerasnya selama ini. Pada tahun 1912, ada 9 Sakola Istri yang berdiri, dan pada tahun 1920 kembali bertambah. Sebelum dinobatkan menjadi pahlawan nasional Indonesia, ternyata Dewi Sartika telah terlebih dahulu dianugerahi jasanya oleh pemerintah Hindia-Belanda karena kegigihannya memberi pengajaran yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat

SEJARAH KONGRES PEREMPUAN DI INDONESIA

 

SEJARAH KONGRES PEREMPUAN DI INDONESIA

Latar Belakang

Perempuan Indonesia, adalah komunitas yang memiliki keragaman dalam menyikapi berbagai bentuk persoalan kemasyarakatan, akan tetapi memiliki kesamaan dalam bentuk penindasan dan pengabaian yang dialami. Pengabaian hak dan penindasan yang disebabkan sebagai manusia ia berjenis kelamin perempuan. Hal yang terjadi di berbagai belahan dunia  di mana pun, saat manusia eksis dengan ciri biologis perempuan dan laki-laki, male female. Maka lahirlah perbedaan yang berujung diskriminasi, yang dipraktekan terus menerus sampai ada perubahan yang menghentikan praktek tersebut.

Bila ditelusuri fakta sejarahnya, bukan historiografi Indonesia atau penulisan sejarah Indonesia, kaum perempuan adalah kelompok yang mengambil bagian dalam perjuangan, apakah di jaman pergerakan (- 1945) maupun di jaman kemerdekaan (1945-).

Akan tetapi dalam berbagai literatur tentang sejarah dan peringatan monumental, hari-hari peringatan bersejarah, perempuan Indonesia tidak termasuk yang banyak dicatat. Ada tiga hal yang menyebabkan hal itu, pertama: perempuan di dalam lingkup sejarah nasional tidak berada dalam posisi pembuat keputusan ataupun memegang posisi menentukan. Kedua, di dalam perjuangan nasional, perkumpulan perempuan tampak mengalah “untuk tidak menonjolkan diri di lingkup perkumpulan laki-laki”. Ketiga, perempuan kemudian mengambil bentuk perkumpulan sendiri yang terpisah dari laki-laki sebagai tempat di mana perempuan dapat memperjuangkan kepentingan perempuan dan masyarakat secara umum dengan bebas, bahkan dengan menonjol sekalipun.

Kongres Perempuan Indonesia 22-25 Desember 1928

Kongres Perempuan merupakan kegiatan yang bersifat kooperatif. Artinya kegiatan yang di masa pergerakan nasional dikategorikan sebagai perjuangan yang dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan pemerintah kolonial. Artinya memiliki status legal, legalitas Kongres diakui pemerintah kolonial, dan Kongres mengajukan tuntutan pada pemerintah kolonial dalam bentuk rekomendasi. Bagi gerakan perempuan saat itu, cara yang ditempuh ini memudahkan penyebarluasan gagasan kepada perempuan dan masyarakat umum, terutama pihak kolonial. Sehingga kaum perempuan kelas menengah atau bangsawan tidak memiliki ketakutan untuk bergabung atau ikut serta karena dianggap tidak radikal.

Sedangkan pemerintah kolonial sendiri masih memiliki nostalgia keberhasilan politik etis (kemajuan pendidikan bangsa bumi putra) pada perempuan. Hal ini juga mencerminkan anggapan publik, khususnya pemerintah, tentang stereotipe kegiatan perempuan dan perkumpulan perempuan.

Kongres memutuskan:

Mengganti nama PPPI menjadi Perikatatan Perkumpuan Istri Indonesia (PPII). Agar tidak nampak bahwa perkumpulan ini sebagai satu perkumpulan atau unity, melainkan hanya bersifat federasi atau gabungan;

anggaran dasar yang baru menyebutkan tujuan penggabungan itu adalah menjalin hubungan di antara perkumpulan perempuan untuk

meningkatkan nasib dan derajat perempuan Indonesia dengan tidak mengkaitkan diri dengan soal politik dan agama;

mengajukan mosi kepada pemerintah untuk menghapuskan pergundikan.

Kongres ini sempat diwarnai ketegangan dan kepanitiaan mengalami kekacauan karena Kongres hampir dilarang. Hal itu terkait dengan situasi yang terjadi saat itu, yaitu Bung Karno ditangkap di Yogyakarta. Kantor dan tempat gedung pertemuan sempat digeledah polisi. Setelah mendapat surat perijinan yang lengkap dari pejabat yang berwenang, polisi kemudian membolehkan Kongres dibuka. Kongres dilangsungkan di Gedung Thamrin di Gang Kenari.

Semangat peserta Kongres sangat menggebu dan antusiasmenya tinggi. Massa rakyat pun mendukung Kongres ini, “yel-yel merdeka!” dipekikkan oleh massa rakyat. Gedung tempat pelaksanaan Kongres menjadi menggelegar. Polisi yang mengawasi mengancam akan membubarkan pertemuan. Maka salah seorang dari pemimpin sidang menyerahkan penanganan selanjutnya kepada Soejatin (Poetri Indonesia), ketua pelaksana Kongres Perempuan Pertama 1928. Soejatin kemudian berusaha mengendalikan suasana untuk menjadi lebih tertib. Sambutan demi sambutan diakhiri dengan pekikan “Merdeka, Sekarang!” Maka ruangan kembali riuh. Hal ini kembali membuat polisi gelisah dan kesal.

Mereka berdiri serentak dan akan berupaya membubarkan rapat. Akan tetapi ketika polisi akan melakukan itu, Soejatin telah mengetuk palu dan menyatakan rapat umum selesai dan ditutup. Selanjutnya dilakukan rapat tertutup antara peserta Kongres.

Kongres Perikatan Perkumpulan Istri Indonesia, Surabaya 13-18 Desember 1930

Kongres Perikatan Perkumpulan Istri Indonesia ini juga merupakan yang pertama bagi perkumpulan ini. Kongres diketuai oleh Ny. Siti Soedari Soedirman. Kongres ini diikuti oleh perkumpulan perempuan yang menjadi anggota PPII. Karena sifat federasi dari PPII ini, maka Kongres memutuskan untuk menetapkan asas perkumpulan yang dapat mengakomodasi bermacam perkumpulan yang ada di dalamnya. Untuk itu ditetapkan asas yang lebih bersifat umum yang dapat diterima oleh seluruh anggota perkumpulan. Hal-hal yang menjadi isu yang dianggap peka bagi suatu perkumpulan tertentu, seperti poligami dan perceraian, tidak dimuat di dalam asas perkumpulan.

Kongres memutuskan:

  • Menetapkan asas yang lebih bersifat umum bagi semua anggota;
  • Mendirikan Badan Pemberantasan Perdagangan Perempuan dan Anak-anak (BPPPA) yang diketuai oleh Ny. Sunarjati Sukemi;
  • Mengirim utusan ke Kongres Perempuan Asia yang akan diadakan 19-23 Januari 1931 di Lahore, India, yaitu Ny. Santoso dan Nn. Sunarjati.
  • Kongres juga mengangkat isu buruh perempuan, khususnya nasib buruh pabrik batik di Lasem.
  • Diangkatnya isu buruh pabrik batik di Lasem itu diilhami dari laporan yang dilakukan oleh dr. Angelino akan adanya kejahatan di dalam pabrik itu. Kongres kemudian mengirim utusan ke Lasem, mereka adalah Soejatin dan Ny. Hardiningrat. Di Lasem keduanya mengadakan rapat umum dengan para pembatik dan melakukan penyelidikan ke pabrik. Rapat umum dengan pembatik dilakukan untuk memberikan kesadaran hak para pembatik di daerah itu. Kedua utusan itu mendapat penjagaan ketat, karena ada kabar bahwa mereka akan dibunuh. Kegiatan yang sama, yaitu rapat umum dan penyelidikan perusahaan batik pun dilakukan di Madiun dan Blora, dengan dipimpin oleh Ibu Sudiro;
  • Memprakarsai untuk diterbitkannya majalah Istri.

Kongres Perempuan Indonesia, Jakarta 20-24 Juli 1935

Kongres Perempuan Indonesia tahun 1935 diikuti oleh tidak kurang dari 15 perkumpulan, di antaranya Wanita Katolik Indonesia, Poetri Indonesia, Poetri Boedi Sedjati, Aijsiah, Istri Sedar, Wanita Taman Siswa dan lain sebagainya. Kongres diketuai oleh Ny. Sri Mangunsarkoro.

Kongres menghasilkan keputusan:

  • Mendirikan Badan Penyelidikan Perburuhan Perempuan yang berfungsi meneliti pekerjaan yang dilakukan perempuan Indonesia
  • Tiap perkumpulan yang tergabung dalam Kongres ini akan meningkatkan pemberantasan buta huruf
  • Tiap perkumpulan yang tergabung dalam Kongres ini sedapat mungkin berusaha mengadakan hubungan dengan perkumpulan pemuda, khususnya organisasi putri
  • Kongres didasari perasaan kebangsaan, pekerjaan sosial dan kenetralan pada agama
  • Kongres menyelidiki secara mendalam kedudukan perempuan Indonesia menurut hukum Islam dan berusaha memperbaiki kedudukan itu dengan tidak menyinggung agama Islam
  • Perempuan Indonesia berkewajiban berusaha supaya generasi baru sadar akan kewajiban kebangsaan: ia berkewajiban menjadi “Ibu Bangsa”.

Kongres Perempuan Indonesia menjadi badan tetap yang melakukan pertemuan secara berkala. Didirikan Badan Kongres Perempuan Indonesia untuk mengkoordinasi undangan pertemuan. Dengan berdirinya badan tersebut maka PPII dibubarkan.

Kongres Perempuan Indonesia, Bandung, Juli 1938

Kongres dikuti berbagai perkumpulan perempuan, di antaranya Poetri Indonesia, Poetri Boedi Sedjati, Wanito Tomo, Aisjiah, Wanita Katolik dan Wanita Taman Siswa. Kongres diketuai oleh Ny. Emma Puradiredja. Isu yang dibahas dalam Kongres antara lain, partisipasi perempuan dalam politik, khususnya mengenai hak dipilih. Saat itu pemerintah kolonial telah memberikan hak dipilih bagi perempuan untuk duduk dalam Badan Perwakilan.

Mereka di antaranya adalah Ny. Emma Puradiredja, Ny. Sri Umiyati, Ny. Soenarjo Mangunpuspito dan Ny. Sitti Soendari yang menjadi anggota Dewan Kota (Gementeraad) di berbagai daerah. Akan tetapi karena perempuan belum mempunyai hak pilih maka perempuan menuntut supaya mereka pun diberikan hak memilih.

Kongres memutuskan:

  • Tanggal 22 Desember diperingati sebagai “Hari Ibu” dengan arti seperti yang dimaksud dalam keputusan Kongres tahun 1935;
  • Membangun Komisi Perkawinan untuk merancang peraturan perkawinan yang seadil-adilnya tanpa menyinggung pihak yang beragama Islam.

Kongres Perempuan Indonesia, Semarang Juli 1941

Kongres ini diikuti oleh berbagai perkumpulan perempuan yang mengikuti kongres perempuan sebelumnya. Kongres diketuai oleh Ny. Soenarjo Mangunpuspito.

Kongres menghasilkan keputusan:

  • Menyetujui aksi Gapi (Gabungan Politik Indonesia) dengan mengajukan “Indonesia Berparlemen” pidato yang memuat tuntutan hak pilih dan dipilih dalam parlemen, yang ditujukan untuk memperjuangkan Indonesia merdeka.
  • Mufakat dengan adanya milisi Indonesia
  • Menuntut agar perempuan pun selain dipilih dalam Dewan Kota juga memiliki hak pilih;
  • Menyetujui diajarkannya pelajaran Bahasa Indonesia dalam sekolah menengah dan tinggi;
  • Dibentuk empat badan pekerja:
  • Badan pekerja pemberantasan buta huruf
  • Badan pekerja penyelidik masalah tenaga kerja perempuan
  • Badan pekerja masalah perkawinan hukum Islam
  • Badan pekerja memperbaiki ekonomi perempuan Indonesia.

 

KARAKTERISTIK PERGERAKAN NASIONAL SEBELUM DAN SESUDAH 1908

KARAKTERISTIK PERGERAKAN NASIONAL SEBELUM DAN SESUDAH 1908

Dalam hal perjuangan melawan penindasan yang dilakukan oleh bangsa penjajah, dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis. Yaitu perjuangan sebelum tahun 1908 dan sesudah 1908. Hal tersebut muncul karena pada tahun 1908 merupakan tahun dimana organisasi nasional pertama didirikan yaitu organisasi Budi Utomo yang didirikan oleh Dr.Soetomo.

Berikut merupakan perbedaan mendasar perjuangan pergerakan nasional yang dilakukan bangsa Indonesia sebelum dan sesudah tahun 1908.

No. Sebelum 1908 Pasca 1908
1 Senjata yang dimiliki para pejuang Indonesia masih sangat sederhana Perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia mulai menonjolkan persatuan
2 Perjuangan masih bersifat kedaerahan Perjuangan yang dilakukan tidak lagi menggunakan senjata tradisional melainkan menggunakan organisasi modern
3 Perjuangan masih dilakukan dengan cara fisik, dan dipimpin oleh seorang bangsawan ataupun pemimpin daerah yang lainnya. Pemimpin perjuangan ialah golongan cerdik pandai,bukan lagi golongan bangsawan atau pemimpin daerah yang lainnya.
4 Perjuangan sangat bergantung pada pemimpin atau tokoh tertentu Tidak lagi bergantung pada seorang pemimpin atau tokoh tertentu

Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional

Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional

Bangsa Indonesia pernah mengalami penjajahan yang sangat memprihatinkan. Hal tersebut dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa dikarenakan bangsa Indonesia yang merupakan bangsa yang memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah. Hal ini juga yang memicu munculnyab pergerakan nasional yang menentang penjajahan bangsa-bangsa asing. Berikut merupakan latar belakang munculnya pergerakan nasional.

  1. Faktor intern (dalam negeri)
  • Adanya kaum cerdik pandai. Mereka inilah yang nantinya mempelopori pergerakan nasional.
  • Penindasan, dan perlakuan deskriminatif dan Penderitaan rakyat yang sudah cukup lama, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk berjuang membebaskan diri dari segala penderitaan.
  • Pengaruh politik balas budi yang dilakukan oleh Theodore Van der Venter yang yang salah satunya isinya adalah menekankan tentang pentingnya pendidikan bagi rakyat Indonesia.
  • Adanya pengalaman yang didapat dari masa lampau bahwa perjuangan yang bersifat kedaerahan tidak membawa hasil yang baik bagi perjuangan itu sendiri sehingga memunculkan cara perjuangan yang baru.
  1. Faktor ekstern (luar negeri)
  • Kemenangan Jepang melawan Rusia pada perang yang terjadi tahun 1904-1905 yang menyebabkan munculnya semangat bangsa-bangsa yang berda di Asia, termasuk Indonesia untuk mengusir penjajah
  • Masuknya paham-paham baru ke indonesia seperti misalnya paham sosialisme,komunisme dan liberalisme.
  • Adanya pengaruh dari gerakan nasional di negara-negara lain. Misalnya gerakan nasional yang berada India dan Filipina.

Tokoh pergerakan nasional Indonesia

7 Tokoh Pergerakan Nasional Indonesia

           Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan suatu hal yang sangat besar dampaknya bagi bangsa Indonesia. Setelah sekian lama bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa, tetapi akhirnya bangsa Indonesia juga dapat sampai pada saat dimana dapat merdeka dari bangsa-bangsa penjajah. Hal tersebut tentu saja merupaka hasil dari sebuah proses panjang yang mengorbankan banyak hal baik itu harta maupun jiwa.

Salah satu periode yang paling menarik adalah periode pergerakan nasional. Hal ini dikerenakan di masa tersebut muncul banyak sekali tokoh-tokoh yang berjuang untuk memerdekakan Indonesia. Mungkin tokoh yang paling kita kenal adalah sosok seperti Soekarno dan Mohammad Hatta yang merupakan tokoh proklamator bangsa Indonesia. Sebenarnya terdapat banyak sekali tokoh pergerakan bangsa Indonesia yang lainnya. Berikut merupakan tujuh tokoh yang cukup berperan dalam masa pergerakan nasional.

 

  1. Soetomo

windowslivewriterbiografidr.cipto-99aadr.tom3

Soetomo lahir pada tanggal 30 Juli 1888 di daerah Ngepeh, Nganjuk, Jawa Timur. Pada tahun 1903 ia menempuh pendidikan kedokteran di School Tot Opleiding van Indlandsche Artsen, Jakarta. Selagi ia menempuh pendidikan disana, atas dukungan dari kawan-kawannya di STOVIA dan juga salah satu temannya yaitu Dr. Wahidin Sudirohusodo akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 ia mendirikan sebuah organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia yaitu organisasi Budi Utomo yang sekaligus juga diketuai oleh dirinya

Setelah menempuh pendidikan selama delapan tahun di School Tot Opleiding Van Indlandsche Artsen akhirnya ia pun lulus pada tahun 1911 untuk selanjutnya bekerja sebagai dokter pemerintah di berbagai daerah di Jawa dan Sumatra. Pada tanggal 30 Mei 1938 pria yang bernama asli Subroto ini wafat pada usianya yang ke-50 tahun dan dimakamkan di Gedung Nasional Bubutan, Surabaya.

 

  1. Wahidin Sudirohusodo

3

Walaupun ia bukan merupakan pendiri organisasi Budi Utomo tetapi Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan penggagas berdirinya organisasi tersebut. Ia juga merupakan seorang dokter yang merupakan lulusan yang berasal dari STOVIA (School Tot Opleiding van Indlandsche Artsen), Jakarta. Ia sangat mengetahui penderitaan orang-orang miskin karena kebiasaannya yang selalu berinteraksi dengan masyarakat miskin. Ia juga berpendapat bahwa salah satu cara melepaskan diri dari genggaman penjajah adalah dengan membuat rakyat cerdas.

 

  1. Abdul Muis

Abdul-Muis-bw-253x300

Pria berkelahiran Bukit Tinggi tokoh yang aktif dalam usahanya untuk melawan penjajah. Tidak seperti tokoh yang lainnya, ia berjuang untuk melawan penjajah lewat karya-karya yang dituliskannya dengan pena. Salah satu karyanya adalah buku yang berjudul “Salah Asuhan”. Ia merupakan salah seorang pelajar yang bersal dari pendidikan STOVIA, Batavia. Tetapi, iamemutuskan untuk berhenti untuk kemudian bergabung dengan koran De Express. Kemudian ia juga pernah bergabung dengan organisasi Sarekat Islam sebelum akhirnya mendirikn organisasi Komite Bumiputera bersama tokoh pergerakan lainnya untuk melawan penjajah.

 

 

  1. Wahid Hasyim

download (1)

Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU (Nahdatul Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat Islam baik dalam hal Agama maupun kehidupan di masyarakat. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung dengan NU. Empat tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan NU sebagai organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya.

 

  1. H. O. S Cokroaminoto

169186655664817

Pendiri Sarekat Islam Lahir di Ponorogo pada 1882 dari keluarga R. M. Cokroamiseno, seorang pegawai pemerintahan yang pernah menjabat bupati. Menamatkan sekolah di Oplayding School Foor Inladishe Ambegtenaren (OSVIA), Magelang, dan sempat menjadi pegawai sebelum memutuskan keluar dan aktif dalam pergerakan nasional melawan Belanda.Sepak terjang politiknya sangat menonjol pada era 1912, di mana ia mendirikan SDI yang kelak berubah menjadi SI. Kata mutiaranya yang termasyhur: “Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat.

 

  1. K. H Ahmad Dahlan

download

Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar pengetahuan Agama di Mekkah. Beliau mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan Agama Islam dengan Al-Qur’an dan Hadist.

 

  1. Agus Salim

gambar-tokoh-pergerakan-nasional

Ia lahir di Sumatera, 8 Oktober 1884 dengan nama Mashudul Haq yang berarti pembela kebenaran. Ayahnya, Angku Sutan Mohammad Salim, adalah seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau. Sepak terjang politiknya cukup meresahkan Belanda sejak ia bergabung di koran Harian Neratja pada 1915, dan masuk organisasi Sarekat Islam. Namanya meroket diera 1946-1950, dan mendapat julukan Orang Tua Besar (The Grand Old Man)

 

 

 

Sumber :

http://robinvanmurdock.blogspot.com/2014/04/tokoh-tokoh-pergerakan-nasional.html

http://brainly.co.id/tugas/1908988

http://gubugsejarahsmpn5pati.blogspot.com/2012/01/biografi-pahlawan-pergerakan-nasional.html

https://catatanwongndeso.wordpress.com/2014/03/19/dr-danudirja-setiabudi-1879-1950/

Kongsi Dagang Yang Pernah Ada Di Dunia

Kongsi Dagang Yang Pernah Ada Dunia

 

  1. Kian-Gwan Kongsi

Sejarah

Kian-Gwan Kongsi didirikan pada tahun 1863 di Semarang, Jawa Tengah oleh Oei Tjie Sien, seorang imigran dari Fujian, Tiongkok dengan modal sebesar 3 juta gulden. Kian-Gwan Kongsi terutama mengekspor hasil-hasil bumi seperti gula dan ikan. Selian itu ia mengimpor teh dan sutra dari Tiongkok.

Antara tahun 1890 dan 1903 perusahaan ini secara total menghasilkan keuntungan sebesar 18 juta gulden.

Ekspansi di bawah Oei Tiong Ham

Di bawah pimpinan Oei Tiong Ham, putra Oei Tjie Sien, Kian-Gwan Kongsi berekspansi secara luas dan menjadi konglomerat multinasional pertama di Asia-Tenggara dan juga dikenal sebagai Oei Tiong Ham Concern (OTHC).

Kian-gwan Kongsi memiliki cabang di BangkokKalkutaSingapuraHong KongShanghai, dan London. Termasuk aset perusahaan ini adalah tanah dan pabrik-pabrik di pulau Jawa, sebuah bank, sebuah broker di London. Selain itu ada pula sebuah armada kapal (dagang) yang didaftarkan di Singapura (Heap Eng Moh Steamship Co.). Salah satu pegawainya di Singapura adalah Lee Hoon Leong, kakek dari Perdana Menteri Singapura pertama Lee Kuan Yew.

Pabrik-pabrik gula OTHC tersebar di Jawa Timur, termasuk di KrebetMalang dan Rejo Agung, Madiun yang merupakan terbesar pada zamannya.

Setelah Kematian Oei Tiong Ham

Oei Tiong Ham meninggal di Singapura pada tahun 1924, di dalam wasiatnya ia menetapkan sembilan anaknya sebagai ahli waris, salah satunya adalah Oey Tjong Hauw yang ditunjuk untuk memimpin Kian-gwan Indonesia selanjutnya. Dibawah Tjong Hauw, OTHC terus berekspansi dengan membuka pabrik pengolahan karet di Sumatra dan cabang-cabang di luar negeri, seperti pabrik penyulingan alkohol di Shanghai. Tjong Hauw juga memimpin perusahaan pada zaman penjajahan Jepang dan awal kemerdekaan Indonesia, pada masa-masa ini banyak aset-aset seperti pabrik yang hancur akibat perang. Tjong Hauw meninggal secara mendadak pada tahun 1950.

Setelah Tjong Hauw meninggal, kepemimpinan OTHC di Indonesia dipegang oleh putra bungsu Oei Tiong Ham yaitu Oei Tjong Tjay beserta putra Tjong Hauw yaitu Oei Ing Swie. Tjong Tjay yang masih berumur 27 tahun pada saat itu agak sulit beradaptasi dengan iklim bisnis di Indonesia, terutama karena ia besar di luar negeri dan tidak begitu fasih berbahasa indonesia. Kondisi politik Indonesia yang tidak menentu pada saat itu juga membuat OTHC sulit untuk berekspansi; banyak yang menganggap OTHC sebagai pro-Belanda karena kedekatan mereka dengan pihak Belanda pada saat perang. Di masa ini OTHC banyak mendirikan perusahaan patungan dengan tokoh-tokoh lokal dan pemerintah seperti perusahaan farmasi Phapros yang didirikan tahun 1954. Tjong Tjay sendiri memilih untuk mendukung Partai Sosialis Indonesia dan PNI, namun hal ini kelak menjadi bermasalah ketika tokoh-tokoh PSI ditangkap dan diasingkan ke luar negeri.

Sengketa dengan pemerintah Indonesia, yang diawali dengan perkara penuntutan terhadap Bank Indonesia di Amsterdam tentang pencairan dana OTHC yang macet di bank tersebut, mengakibatkan hubungan OTHC dan pemerintah semakin buruk. Pada bulan Juli tahun 1961, pemerintah Indonesia melalui pengadilan ekonomi di Semarang memutuskan untuk menyita dan mengambil alih seluruh aset-aset OTHC di Indonesia dan pada tahun 1964 dibentuk BUMN Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI) untuk mengelola aset-aset tersebut.

Kejadian ini menyebabkan berakhirnya OTHC di Indonesia, walaupun cabang-cabang Kian-Gwan di luar negeri tetap bisa bertahan di bawah putra-putra Oei Tiong Ham. Salah satu cabang luar negeri yang terbesar adalah Kian-Gwan Thailand pimpinan Oei Tjong Bo (kakak kandung Oei Tjong Tjay) yang kelak memiliki usaha di bidang properti dan distributor alat-alat elektronik.

  1. Geoctroyeerde Westindische Compagnie

Geoctroyeerde Westindische Compagnie ( Perusahaan Hindia Barat Belanda) adalah sebuah perusahaan sewaan dari pedagang Belanda. Di antara pendirinya adalah Willem Usselincx (1.567-1.647). Pada tanggal 3 Juni 1621, itu diberikan piagam untuk monopoli perdagangan di Hindia Barat (berarti Karibia) oleh Republik Tujuh Belanda Bersatu dan diberi yurisdiksi atas perdagangan budak AfrikaBrasilKaribia, dan Amerika Utara. Wilayah di mana perusahaan dapat beroperasi terdiri dari Afrika Barat (antara Tropic of Cancer dan Tanjung Harapan) dan Amerika, termasuk Samudera Pasifik dan bagian timur Guinea Baru.

3. VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie)

Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia  sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham.

Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah persekutuan badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalnya VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.

VOC memiliki enam bagian (Kamers), yaitu :

  1. Di Amsterdam
  2. Di Middelburg(untuk Zeeland)
  3. Di Enkhuizen
  4. Di Delft
  5. Di Hoorn dan
  6. Di Rotterdam.

Delegasi dari Middelburg (untuk Zeeland), ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan.

Di kalangan orang Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal Kompeni sebagai tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda.

Latar belakang

Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 14971498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melaluiTanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya.

Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa Belanda. Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman (kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di JawaSumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman). Dengan latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal.

Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda.

Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan “jalur rahasia” pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 15951597.

Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan.

Adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The British East India Company dan berpusat di Kalkuta. Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dan Perancis pun tak mau ketinggalan dan mendirikan French East India Company tahun 1604.

Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie – VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur.

Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara.

Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang kemudian menjadiIndonesia, seperti di kepulauan rempah-rempah (Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli atas pala dan fuli. Metode yang digunakan untuk mempertahankan monompoli termasuk kekerasan terhadap populasi lokal, dan juga pemerasan dan pembunuhan massal.

Pos perdagangan yang lebih tentram di Deshimapulau buatan di lepas pantai Nagasaki, adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa dapat berdagang dengan Jepang.

Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605 – 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621 – 1623).

Hak istimewa

Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (Piagam/Charta) tanggal 20 Maret 1602 antara lain:

  • Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timurTanjung Harapandan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri;
  • Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk:
  1. memelihara angkatan perang,
  2. memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian,
  3. merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Negeri Belanda,
  4. memerintah daerah-daerah tersebut,
  5. menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan
  6. memungut pajak.

Sebuah saham Perusahaan Hindia Timur Belanda, tertanggal 7 November 1623, untuk jumlah 2.400 florin

Garis waktu

Pada 1652Jan van Riebeeck mendirikan pos di Tanjung Harapan (ujung selatan Afrika, sekarang ini Afrika Selatan) untuk menyediakan kapal VOC untuk perjalanan mereka ke Asia Timur. Pos ini kemudian menjadi koloni sungguhan ketika lebih banyak lagi orang Belanda dan Eropa lainnya mulai tinggal di sini. Pos VOC juga didirikan di Persia (sekarang Iran), Benggala (sekarang Bangladesh) dan sebagian India), Ceylon (sekarang Sri Lanka), Malaka (sekarang Malaysia), Siam (sekarang Thailand), Cina daratan (Kanton), Formosa (sekarang Taiwan) dan selatan India. Pada 1662Koxinga mengusir Belanda dari Taiwan.

Pada 1669, VOC merupakan perusahaan pribadi terkaya dalam sepanjang sejarah, dengan lebih dari 150 perahu dagang, 40 kapal perang, 50.000 pekerja, angkatan bersenjata pribadi dengan 10.000 tentara, dan pembayaran dividen 40%.

Perusahaan ini hampir selalu terjadi konflik dengan Inggris; hubungan keduanya memburuk ketika terjadi Pembantaian Ambon pada tahun 1623. Pada abad ke-18, kepemilikannya memusatkan di Hindia Timur. Setelah peperangan keempat antara Provinsi Bersatu dan Inggris (17801784), VOC mendapatkan kesulitan finansial, dan pada 17 Maret 1798, perusahaan ini dibubarkan, setelah Belanda diinvasi oleh tentara Napoleon Bonaparte dari Perancis. Hindia Timur diserahkan kepada Kerajaan Belanda oleh Kongres Wina di 1815.

Tujuan VOC

Tujuan utama dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15 Januari 1602 adalah untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air”. Yang dimaksud musuh saat itu adalah Portugis dan Spanyol yang pada kurun Juni 1580 – Desember 1640 bergabung menjadi satu kekuasaan yang hendak merebut dominasi perdagangan di Asia. Untuk sementara waktu, melalui VOC bangsa Belanda masih menjalin hubungan baik bersama masyarakat Nusantara.

Pembubaran VOC

Pada pertengahan abad ke-18 VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan. Alasannya adalah sebagai berikut:

  • Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi
  • Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dariGowa
  • Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak
  • Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan VOC kekurangan
  • Bertambahnya saingan dagang diAsia terutama Inggris dan Perancis
  • Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.

Berdasarkan alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia.

3. Perusahaan Hindia Timur Perancis

 

Perusahaan Hindia Timur Perancis adalah sebuah perusahaan komersial, yang didirikan pada tahun 1664 untuk bersaing dengan Perusahaan Hindia Timur Inggris dan Perusahaan Hindia Timur Belanda di Hindia Timur.

Direncanakan oleh Jean-Baptiste Colbert, disewa oleh Raja Louis XIV untuk tujuan perdagangan di belahan bumi Timur. Ini dihasilkan dari fusi dari tiga perusahaan sebelumnya, 1.660 Compagnie de ChineCompagnie d’Orient dan Compagnie de Madagascar. Direktur Jenderal pertama bagi Perseroan adalah De Faye, yang berdampingan dua Direktur milik dua organisasi perdagangan yang paling sukses pada saat itu: François Caron, yang telah menghabiskan 30 tahun bekerja untuk Perusahaan Hindia Timur Belanda, termasuk lebih dari 20 tahun di Jepang, dan Marcara Avanchintz, seorang pedagang dari Ispahan,Persia.

 

  1. East India Company

          Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Britania (East India Company, atau lengkapnya bahasa InggrisBritish East India Company), kadangkala disebut sebagai John Company, merupakan sebuah perusahaan saham-gabungan dari para investor, yang diberikan Royal Charter oleh Elizabeth I pada 31 Desember 1600, dengan tujuan untuk menolong hak perdagangan di India.Royal Charter (Piagam Kerajaan) secara efektif memberikan perusahaan yang baru berdiri ini sebuah monopoli dalam seluruh perdagangan di Hindia Timur. Perusahaan berubah dari sebuah gabungan perdagangan komersial ke salah satu yang memerintahIndia ketika perusahaan ini mengambil fungsi pemerintahan dan militer tambahan, sampai pembubarannya pada 1858.

Adam Smith menulis, “Perbedaan antara konstitusi Britania yang jenius yang melindungi dan memerintah Amerika Utara, dan dari yang perusahaan perdagangan menekan dan mendominasi Hindia Timur, tidak dapat mungkin dapat digambarkan dari perbedaan “state” dari negara-negara tersebut.”

 

5. Royal African Company

Didirikan pada tahun 1672, Royal African Company adalah sebuah perusahaan meriah disewa yang memiliki monopoli berdasarkan hukum perdagangan Inggris ke Afrika Barat sampai tahun 1698. Monopoli khusus diperpanjang melalui lima ribu mil dari pantai barat dari Cape Sallee (di Maroko kontemporer) ke Tanjung Harapan ( sekarang Afrika Selatan).

Royal African Company  ’’memperdagangkan’’ beberapa komoditi dan yang menjadi komoditi ’’dagangan’’  yang paling utama adalah emas dan budak (mayoritas dari mereka dikirim ke koloni Inggris di Amerika). Markas yang terletak di Cape Coast Castle (saat ini Ghana). The Royal Perusahaan Afrika juga mempertahankan banyak benteng dan pabrik di lokasi lain seperti Sierra Leone, Sungai Gambia, dan area tambahan di Gold Coast.

Royal African Company kehilangan monopoli pada tahun 1698, meskipun disisi lain Royal African Company terus terlibat dalam perdagangan budak sampai pada tahun 1731. Akhirnya, Royal African Company pun digantikan oleh Perusahaan Pedagang Perdagangan ke Afrika tahun 1752. Perusahaan besar yang disewa seperti perusahaan Royal African Company merupakan sebuah alat penting dalam pembukaan benua Afrika budak perdagangan dan kemudian ambisi kolonial kekaisaran.

6..  Company Of Scotland

Perusahaan Skotlandia Perdagangan ke Afrika dan Hindia, bisa disebut juga Skotlandia Darien Company, adalah sebuah perusahaan perdagangan luar negeri yang dibuat oleh Parlemen Skotlandia pada 1695. Undang-undang hak monopoli perdagangan Skotlandia Perusahaan ke India, Afrika dan Amerika serta hak berdaulatnya mirip dengan monopoli milik Inggris yang juga luar biasa disertai dengan pembebasan sementaranya dari pajak.

Masalah keuangan dan politik melanda tahun-tahun awal. Gubernur dibagi antara mereka yang tinggal dan pertemuan di Edinburgh dan orang-orang di London, antara yang keduanya Skotlandia dan Inggris. Mereka juga dibagi berdasarkan niat bisnis, beberapa dimaksudkan untuk perdagangan di India dan di pantai Afrika, sebagai pesaing yang efektif untuk Inggris East India Company, sementara yang lain tertarik untuk skema Darien, yang akhirnya menang.

Pada Juli 1698 ia meluncurkan ekspedisi pertama, yang dipimpin oleh William Paterson yang berharap untuk mendirikan koloni di Darien (di Tanah Genting Panama), yang kemudian dapat digunakan sebagai titik perdagangan antara Eropa dan Timur Jauh.

Meskipun lima kapal dan 1.200 kolonis Skotlandia mendarat dengan sukses di Darien, pemukiman yang buruk tetap didirikan dan pada akhirnya juga ditinggalkan. Kedua, ekspedisi yang lebih besar (diluncurkan sebelum ekspedisi yang pertama dikenal) mengambil penyelesaian yang tidak terlalu dikenal, walaupun pada akhirnya tetap saja dengan cepat dapat dikepung oleh Spanyol. Lebih dari seribu meninggal karena kelaparan dan penyakit, dan pada bulan April 1700, dua kapal membawa beberapa korban yang merupakan korban yang berada di rumah.

Konsekuensi dari kegagalan

Semua mengatakan, usaha yang dijuluki Skema Darien , membangkrutkan Skotlandia. Diperkirakan sekitar seperempat dari aset likuid telah memainkan peran penting dalam mendorong negara ke 1707 UU Union yang akhirnya menyatukan Kerajaan Skotlandia dan Inggris . Pemerintah gabungan baru , dalam tawar-menawar politik , sepakat untuk menutupi biaya penutupan Perusahaan Skotlandia , selain untuk mengimbangi dalam melayani utang nasional Inggris dan pajak yang lebih tinggi untuk Skotlandia.

Sumber :

  1. http://en.wikipedia.org/wiki/Company_of_Scotland
  2. http://www.blackpast.org/gah/royal-african-company
  3. http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Hindia_Timur_Britania
  4. http://id.wikipedia.org/wiki/Vereenigde_Oostindische_Compagnie
  5. http://id.wikipedia.org/wiki/Kian-gwan_Kongsi
  6. http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Hindia_Timur_Perancishttp://id.wikipedia.org/wiki/Geoctroyeerde_Westindische_Compagnie

Dampak Posiitif dan Negatif Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia

Dampak Positif dan Negatif Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

     Kolonialisme merupakan suatu bentuk penjajahan suatu bangsa terhadap bangsa lain yang biasanya bersifat mengeksploitasi kekayaan alam dari bangsa yang dijajah baik itu berupa pengeksploitasian sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Sementara imperialisme merupakan suatu bentuk yang lebih ’’manusiawi’’ karena didalamnya terdapat beberapa hal yang apabila dilihat memiliki nilai yang positif. Tidak seperti kolonialisme yang lebih bersifat ’’kejam’’. Pada hakikatnya kolonialisme dan imperialisme memiliki makna yang agak mirip, tetapi tetap memiliki perbedaan terutama dalam hal prakteknya.

Hal tersebut pula yang pernah menimpa bangsa Indonesia. Terdapat beberapa negara yang pernah ’’menjajah” Indonesia, seperti misalnya Inggris, Portugis, Spanyol, Jepang dan Belanda. Hal tersebut sudah pasti menyisakan banyak hal bagi bangsa Indonesia, baik itu yang bersifat negatif maupun positif. Berikut saya akan membahas sedikit megenai dampak positif dan negatif yang diakibatkan oleh adanya proses kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.

Dampak Negatif

  1. Mengakibatkan penderitaan psikis dan kesengsaraan fisik
  2. Adanya pengambilan hak penduduk di Indonesia secara paksa
  3. Hilangnya harta benda dan jiwa akibat adanya paksaan untuk bekerja dan menyerahkan harta penduduk pada saat itu
  4. Peramapasan kekayaan sumber daya alam terutama sumber daya alam yang berupa rempah-rempah
  5. Munculnya kemerosotan dalam bidang sosial ekonomi, politik dan lain-lain

Dampak Positif

  1. Mendapat kata-kata serapan baru dari negara-negara yang menjajah Indonesia
  2. Terdapat beberapa bangunan yang merupakan bentuk peninggalan dari negara-negara yang pernah menjajah Indonesia berupa sarana dan prasarana seperti pabrik gula, jalan raya , benteng dan lain-lain
  3. Adanya reformasi dalam bidang pendidikan lokal yang disebabkan oleh adanya interaksi antara sarjana-sarjana Belanda yang tidak memiliki kepentingan dengan penjajahan.
  4. Meninggalkan peraturan perundang-undangan
  5. Munculnya pemikiran baru mengenai cara menanam tumbuhan yang lebih modern

Sumber :

http://catatan-pril.blogspot.com/2012/06/dampak-negatif-dan-positif-sistem.html

http://www.smansax1-edu.com/2014/12/dampak-imperialisme-terhadap-bangsa.html

Sejarah dan penyebab runtuhnya VOC

Sejarah dan Keruntuhan VOC

Sejarah Berdirinya VOC

Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Persekutuan Dagang Hindia Timur didirikan pada 20 Maret 1602. VOC merupakan gabungan beberapa perusahaan Belanda yang dulunya saling bersaing satu sama lain. Dalam rangka menghentikan persaingan tersebut, empat wilayah di negeri Belanda yaitu Amsterdam, Zeeland, de Maas, dan Noord Holland bergabung dan didirikanlah perusahaan VOC.

VOC pada awalnya dibentuk oleh raja Belanda Pangeran Maurits yang memberikan mandat kepada Johan Van Olden Barnevelt untuk membentuk suatu kongsi dagang yang merupakan gabungan dari beberapa kongsi dagang yang berada di Belanda. Selain itu,pendirian VOC dilengkapi dengan akta Oktroi dari yang berasal dari Staaten Generaal (Parlemen Belanda). Akta Oktroi ini juaga yang pada akhirnya yang mendasari VOC mempunyai hak dagang yang terbentang mulai dari Tanjung Harapan sampai Selat Magellan, termasuk pulau-pulau yang berada di selatan Pasifik, kepulauan Jepang, Sri Lanka dan Cina Selatan.

Berikut ini merupakan bentuk hak oktroi yang dimiliki oleh VOC pada saat itu :

1.      Mendapatkan kewenangan untuk mencetak uang

2.      Mendapatkan kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan pegawai

3.      VOC memiliki hak untuk memonopoli perdagangan

4.      Mengadakan perjanjian dengan raja-raja

5.      Membentuk angkatan perang dan tentara untuk mempertahankan diri

6.      Mendapatkan kewenangan untuk mendirikan benteng, menyatakan perang dan damai

7.      Memiliki kewenangan untuk mengangkat raja-raja atau penguasa-penguasa setempat

8.      Berhak untuk membentuk pengadilan (Raad van Justitie) dan mahkamah agung (Hoog Gerechtshof).

9.      Memiliki kewenangan untuk membuat undang-undang dan peraturan

Penyebab Keruntuhan VOC

Setelah kurang lebih 200 tahun berkuasa di Nusantara, VOC pun pada akhirnya juga mengalami kebangkrutan yang mengakibatkan kongsi dagang tersebut harus dibubarkan. Ada banyak hal yang memicu kebangkrutan VOC, diantaranya adalah dengan kekuasaan VOC yang semakin meluas,maka hal tersebut juga berdampak pada membengkaknya anggaran yang harus dibayarkan kepada para pegawai. Selain itu kebangkrutan VOC juga diakibatkan oleh beberapa faktor lain seperti banyaknya pejabat VOC yang melakukan korupsi,contohnya adalah ketika Van Hoorn menjabat menjadi Gubernur Jendral VOC. Gubernur Jenderal Van Hoorn konon menumpuk harta sampai 10 juta gulden ketika kembali ke Belanda pada tahun 1709, sementara gaji resminya hanya sekitar 700 gulden sebulan. Gubernur Maluku berhasil mengumpulkan kekayaan 20-30 ribu gulden dalam waktu 4-5 tahun, dengan gaji sebesar 150 gulden per bulan. Untuk menjadi karyawan VOC juga harus dengan menyogok. Pengurus VOC di Belanda memasang tarif sebesar f 3.500,- bagi yang ingin menjadi pegawai onderkoopman(pada hal gaji resmi per bulan sebagai  onderkoopman hanya f.40,-), untuk menjadi kapiteinharus menyogok f.2000,- dan begitu seterusnya yang semua telah merugikan uang lembaga. Terlalu besarnya biaya perang yang harus dikeluarkan olah VOC untuk memadamkan pemberontakan yang dilakukan oleh oleh rakyat di berbagai daerah Nusantara juga merupaka salah satu faktor lain penyebab runtuhnya VOC.

Selain itu terjadinya pendudukan atas negara Belanda yang dilakukan oleh Perancis pada tahun 1975, persaingan dengan kongsi dagang Inggris (EIC) dan hutang yang terlalu besar juga turut menjadi penyebab runtuhnya VOC. Setelah dirasa VOC tidak dapat menanggung beban hutang yang cukup besar, akhirnya pada tanggal 31 Desember 1799 pemerintah Belanda memutuskan untuk tidak memperpanjang kembali hak oktroi. Dan pada tanggal 1 Januari 1800 VOC akhirnya resmi dibubarkan dan segala hal yang berhubungan dengan VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda.

Sumber :

http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/03/sejarah-voc-di-indonesia.html

http://agungekosn.blogspot.com/2014/08/sejarah-voc.html

Lambang, Peninggalan dan Mata Uang Yang Pernah Dipakai Pada Masa Kerajaan Islam

Berikut merupakan lambang-lambang pada masa kerajaan islam :

banten bone GOWA DAN TALO kerajaan aceh kerajaan cirebon Kerajaan Mataram Islam samudra pasai ternate tidore

Berikut merupakan mata uang yang pernah digunakan pada masa kerajaan islam :

BANTEN UANG ACEH DARUSSALAM UANG CIREBON UANG GOWA TALLO UANG SAMUDRA PASAI

Peninggalan-peninggalan pada masa kerajaan islam :

Kerajaan Banten :

ü  Komplek Keraton Surosowan; merupakan Kediaman para SultanBanten, dari Sultan Maulana Hasanudin hingga Sultan Haji yang pernah berkuasa pada tahun 1672-1687, Istana ini dibangun pada tahun 1552.

ü  Komplek Mesjid Agung ; Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kesultanan Demak.

ü  Meriam Ki Amuk

ü  Mesjid Pacinan Tinggi

ü  Komplek Keraton Kaibon ; Istana Kaibon adalah sebuah Istana tempat tinggal Ratu Aisyah, ibunda dari Sultan Syaifuddin

ü  Mesjid Koja

ü  Kerkhof

ü  Benteng Spelwijk ; benteng ini dibangun sekitar tahun 1585 (menurut informasi lainnya tahun 1682). Dahulunya Benteng Spellwijk digunakan sebagai Menara Pemantau yang berhadapan langsung ke Selat Sunda dan sekaligus berfungsi sebagai penyimpanan meriam-meriam dan alat pertahanan lainnya

ü  Klenteng Cina

ü  Watu Gilang

ü  Makam Kerabat Sultan

ü  Mesjid Agung Kenari

ü  Benda-benda purbakala di Museum Banten

Kerajaan Gowa-tallo :

ü  Benteng Fort Rotterdam ; dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa’risi’ kallonna

ü  Masjid Katangka

ü  Masjid Katangka

ü  kompleks makam Raja Gowa Tallo

ü  istana ( balla lompoa )  ; Didirikan oleh raja Gowa ke-35, I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonionompo Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin Tumenangari Sungguminasa

ü  Benteng Anak Gowa ; bangunan benteng terbuat dari batu bata berukuran relatif besar

ü  Benteng Tua ; Benteng Tua sebagian kecil terletak di Kota Madya Ujungpandang, dan sebagian besar terletak di Kabupaten Gowa

ü  Kompleks Makam Tamalate ; Di dalam kompleks makam ini terdapat satu makam kubah, sembilan jirat semu, dan beberapa jirat biasa

ü  Sumur Keberanian (Bungung Barania) ; sumur tempat minum para lascar gowa tallo

ü  Sumur Basar (Bungung Lompoa); Bungung Lompoa terletak di barat laut kompleks makam Tamalate, pada dataran rendah, tepat di kaki bukit Tamalate

Kerajaan Bone ;

ü  masjid raya watampoone ; Masjid yang dibangun pada masa kerajaan andi mappanyukki raja Bone ke 32 ini menjadi salah satu kebanggan masyarakat yang terus dipertahankan sampai detik ini.

ü  teddung pulaweng ( payung emas ) ; Merupakan payung Pusaka Kerajaan Bone yang telah ada sejak Zaman kejayaan Raja Bone ke-15 La Tenri Tatta Arung Palakka (1654 – 1696).

ü  la makkawa ( keris ) ; Merupakan keris yang disebut juga Tappi Tatarapeng Pusaka Raja Bone ke-15 La Tenri Tatta Arung Palakka. Keris Pusaka ini seluruh hulu dan sarungnya berlapis emas.

ü  sumbangengpulaweng ( selempang emas ) ; Merupakan Pusaka Kerajaan Bone yang ada pada masa Raja Bone yang ke-15 La Tenri Tatta Arung Palakka.

ü  alameng tata rapeng ( senjata adat 7 ) ; Pusaka Kerajaan ini adalah jenis Kalewang yang hulu serta sarungnya berlapis emas, dan merupakan kelengkapan pakaian kebesaran Anggota Ade’ Pitu.

ü  la salaga ( tombak ) ; Merupakan sebuah Tombak yang pegangannya dekat mata tombak dihiasi emas. Tombak ini merupakan symbol kehadiran Raja.

ü  la tea riduni ( kalewang ) ; Sebuah Kalewang yang disebut Alameng serta hulunya berlapis emas dan dihiasi intan permata. Pusaka ini merupakan Pusaka Raja Bone ke-15 La Tenri Tatta Arung Palakka.

Kerajaan Ternate dan Tidore :

ü  Komplek Istana/ Masjid dan Makam; bergaya abad ke-19 berlantai dua menghadap kea rah laut, dikelilingi perbentengan, terletak satu komplek denagn masjid Jami Ternate

ü  Peninggalan Kolonial ; Portugis, Benteng Sanata Lucia (1502 M), Benteng Santo Paolo (1522 M) dikampung Kastela, Benteng santo Pedro dikampung Laguna, dan Benteng Santo Ana, Benteng Belanda, Fort Oranje (1609M).

ü  Koleksi Istana Kesultanan Ternate ;

Kelompok Artefak Nomor Jenis Artefak
Ideofak 1

2

3

1

2

3

1

2

3

4

Al – Qur’an

Cis

Tempat berdoa

Bendera atau apanji-panji

Singgasana/ mahkota, dll.

Tongklat kebesaran

Pedang/ tombak/ senapan

Topi militer

Baju besi

Tameng /perisai

Kerajaan Demak :

ü  Masjid agung demak

ü  Pintu bledeg ; pintu tengah masjid agung demak yang terdapat gambar dua naga besar.

ü  Serambi majapahit ; Salah satu bagian bangunan Masjid Agung Demak yang masih ada sampai sekarang dan terlihat.

ü  Mihrab/ tempat pengimaman ; Didalamnya terdapat hiasan gambar bulus yang merupakan prasasti “Condro Sengkolo”

ü  Dampar kencana dan wadahnya; Benda Arkeologi ini merupakan peninggalan Majapahit abad XV

ü  Pawestren ; Bangunan yang khusus dibuat untuk sholat jamaah wanita

ü  Surya majapahit ; gambar hiasan segi 8 yang sangat populer pada masa Majapahit

ü  Maksurah ; Merupakan artefak bangunan berukir peninggalan masa lampau yang memiliki nilaiestetika unik dan indah

ü  Situs kolam wudlu ; Situs ini dibangun mengiringi awal berdirinya Masjid Agung Demak sebagai tempat untuk berwudlu.

Kerajaan Mataram Islam :

  • ü  Segara Wana dan Syuh Brata (Meriam) ; Adalah meriam- meriam yang sangat indah yang diberikan oleh J.P. Coen (pihak Belanda) atas perjanjiannya dengan Sultan Agung
  • ü  Masjid Agung Negara ; Masjid Agung dibangun oleh PB III tahun 1763 dan selesai pada tahun 1768.
  • ü  Gerbang Makam kota gede ; Gerbang ini adalah perpaduan unsur bangunan Hindu dan Islam.
  • ü  Masjid makam Kota Gede ; masjid di komplek makam Kotagede yang bangunannya bercorak Jawa.
  • ü  Masjid jami pakuncen ; merupakan salah bangunan peninggalan Islam yang dibuat Sunan Amangkurat I sebagai salah satu tempat penting untuk penyebaran Islam kala itu.
  • ü  Rumah Kalang
  • ü  Makam raja-raja Mataram di Imogiri
  • ü  Bangsal Duda
  • ü  Baju “keramat” Kiai Gundil atau Kiai Antakusuma
  • ü  Puing – puing / candi- candi Siwa dan Budha di daerah aliran Sungai Opak dan Progo yang bermuara di Laut Selatan
  • ü  Batu Datar di Lipura yang tidak jauh di barat daya Yogyakarta
  •  Kerajaan Cirebon :
  • ü  Keraton kasepuhan Cirebon ; terletak di Kecamatan Lemah Wungkuk Kotamadya Cirebon
  • ü  Kereta singa barong kasepuhan ; hasil karya Panembahan Losari, cucu Sunan Gunung Jati, yang dibuatnya pada 1549
  • ü  Keraton kanoman ; didirikan oleh Sultan Kanoman I (Sultan Badridin)
  • ü  Kereta vaksi naga lima ; Kereta kebesaran Sunan Gunung Jati dan para Sultan Cirebon ini dibuat pada tahun yang sama dengan Kereta Jempana, yaitu tahun Saka 1350 atau 1428
  • ü  Keraton kacirebonan ; keraton yang paling kecil diantara keraton lain yang ad di daerah cirebon
  • ü  Masjid sang cipta rasa ; dibangun pada tahun 1498 M oleh Wali Sanga atas prakarsa Sunan Gunung Jati
  • ü  Makam sunan gunung jati ; dengan keramik buatan Cina dari jaman Dinasti Ming

 Kerajaan Samudra Pasai

a. Makam Sultan Malik AL-Saleh

Makam Malik Al-Saleh terletak di Desa Beuringin, Kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Nisan makam sang sultan ditulisi huruf Arab.

b. Makam Sultan Maulana Al Zhahir

Malik Al-Zahir adalah putera Malik Al- Saleh, Dia memimpin Samudera Pasai sejak 1287 hingga 1326 M. Pada nisan makamnya yang terletak bersebelahan dengan makam Malik Al-Saleh, tertulis kalimat; Ini adalah makam yang dimuliakan Sultan Malik Al-Zahir, cahaya dunia dan agama. Al-Zahir meninggal pada 12 Zulhijjah 726 H atau 9 November 1326.

c. Makam Nahriyah

Nahrisyah adalah seorang ratu dari Kerajaan Samudera Pasai yang memegang pucuk pimpinan tahun 1416-1428 M. Ratu Nahrisyah dikenal arif dan bijak. Ia bertahta dengan sifat keibuan dan penuh kasih sayang. Harkat dan martabat perempuan begitu mulia pada masanya sehingga banyak yang menjadi penyiar agama pada masa tersebut. Makamnya terletak di Gampông Kuta Krueng, Kecamatan Samudera ± 18 km sebelah timur Kota Lhokseumawe, tidak jauh dari Makam Malikussaleh . Surat Yasin dengan kaligrafi yang indah terpahat dengan lengkap pada nisannya. Tercantum pula ayat Qursi, Surat Ali Imran ayat 18 19, Surat Al-Baqarah ayat 285 286, dan sebuah penjelasan dalam aksara Arab yang artinya, “Inilah makam yang suci, Ratu yang mulia almarhumah Nahrisyah yang digelar dari bangsa chadiu bin Sultan Haidar Ibnu Said Ibnu Zainal Ibnu Sultan Ahmad Ibnu Sultan Muhammad Ibnu Sultan Malikussaleh, mangkat pada Senin 17 Zulhijjah 831 H” (1428 M).

d. Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah

Teungku Sidi Abdullah Tajul Milah berasal dari Dinasti Abbasiyah dan merupakan cicit dari khalifah Al-Muntasir yang meninggalkan negerinya ( Irak ) karena diserang oleh tentara Mongolia. Beliau berangkat dari Delhi menuju Samudera Pasai dan mangkat di Pasai tahun 1407 M. Ia adalah pemangku jabatan Menteri Keuangan. Makamnya terletak di sebelah timur Kota Lhokseumawe. Batu nisannya terbuat dari marmer berhiaskan ukiran kaligrafi, ayat Qursi yang ditulis melingkar pada pinggiran nisan. Sedangkan di bagian atasnya tertera kalimat Bismillah serta surat At-Taubah ayat 21-22.

e. Makam Naina Hasanuddin

Naina Hasamuddin wafat pada bulan Syawal 823 H ( 1420 M ). Makam beliau terletak di Gampong Mns. Pie Kecamatan Samudera kabupaten Aceh Utara , dalam komplek makam terdapat 12 batu pusara. Situs makam ini berhiaskan ornamen dan kaligrafi ayat Kursi di atas batu pualam, ditambah dengan sepotong sajak berbahasa Parsi berisikan petuah mati bagi yang hidup, Sajak tersebut ditulis penyair Iran Syech Muslim Al-Din Sa’di (1193-1292) yang diterjemahkan oleh sejarawan Ibrahim Alfian: Tiada terhitung bilangan tahun melintasi bumi, Laksana mata air mengalir dan semilir angin lalu, Bila kehidupan hanyalah separangkat kumpulan hari-hari manusia, Mengapa penyinggah bumi ini menjadi angkuh? Oh, sahabat! Jika kau lewat makam seorang musuh, Janganlah bersuka cita, sebab hal yang sama jua akan menimpamu, Wahai yang bercelik mata dengan kesombongan, Debu-debu akan merasuki tulang belulang Laksana pupur cetak memasuki kotak penyimpanannya. Barangsiapa menyombongkan diri dengan hiasan bajunya, Esok hari jasadnya yang terkubur hanya tinggal menguap.
Dunia sarat persaingan dan sedikit kasih sayang, Ketika tersadar ia terkapar tanpa daya.

Demikianlah sesungguhnya jasad yang kau lihat terbujur berkalang tanah Barang siapa memenuhi peristiwa penting ini dari kehidupannya nanti, Kemanakah ia harus menghindar? Tak ada yang mampu memberi pertolongan, kecuali amal shaleh. Saidi bernaung dibawah bayang Allah yang maha pemurah Yaa Rabbi, janganlah siksa hambamu-Mu yang malang dan tak berdaya ini Dosa senantiasa berasal dari kami, sedang engkau penuh limpahan belas kasih.

f. Makam Perdana Menteri

Situs ini disebut juga Makam Teungku Yacob. Beliau adalah seorang Perdana Menteri pada zaman Kerajaan Samudera Pasai sehingga makamnya digelar Makam Perdana Menteri. Beliau mangkat pada bulan Muharram 630 H (Augustus 1252 M). Di lokasi ini terdapat 8 buah batu pusara dengan luas pertapakan 8 x 15 m. Nisannya bertuliskan kaligrafi indah surat Al-Ma’aarij ayat 18-23 dan surat Yasin ayat 78-81.

  1. Makam Teungku Peuet Ploh Peuet
  2. Makam Said Syarif
  3.  Makam Teungku Diboih

Makam Teungku Di Iboih adalah milik Maulana Abdurrahman Al-Fasi. Sebagian arkeolog berpendapat bahwa makam ini lebih tua daripada makam Malikussaleh. Makam ini terletak di Gampông Mancang, Kecamatan Samudera ± 16 km sebelah Timur Kota Lhokseumawe. Batu nisannya dihiasi dengan kaligrafi yang indah terdiri dari ayat Qursi, surat Ali Imran ayat 18, dan surat At-Taubah ayat 21-22.

g. Makam Batte

Makam ini merupakan situs peninggalan sejarah Kerajaan Samudera Pasai. Tokoh utama yang dimakamkan pada Situs Batee Balee ini adalah Tuhan Perbu yang mangkat tahun 1444 M.

Lokasi di desa Meucat Kecamatan Samudera ± sebelah Timur Kot Lhokseumawe. Diantara nisan-nisan tersebut ada yang bertuliskan kaligrafi yang indah yang terdiri dari surat Yasin, Surat Ali Imran, Surat Al’Araaf, Surat Al-Jaatsiyah dan Surat Al-Hasyr.

Candi-candi yang terdapat abu jenazah raja-raja zaman dahulu

Candi Sebagai Tempat Untuk Menyemayamkan Abu Jenazah Para  Raja

Candi merupakan salah satu benda peninggalan agama Hindu-Budha. Disamping berfungsi sebagai tempat penyembahan dan pemujaan para dewa, candi pada zaman dahulu juga digunakan sebagai tempat penyimpanan abu jenazah raja-raja. Berikut  merupakan nama-nama candi yang didalamnya terdapat abu jenazah beserta dengan nama raja-raja yang abunya disemayamkan di dalam candi.

No. Nama Candi Letak Nama Raja (Pemilik abu) Peninggalan Kerajaan
1. Candi Jawi Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur Kertanegara Kerajaan Singasari
2. Candi Singasari Desa Candirenggo, kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur Kertanegara Kerajaan Singasari
3. Candi Ngetos Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos Hayam Wuruk Kerajaan Majapahit
4. Candi Brahu Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur Raja Brawijaya I, II, III dan IV Kerajaan Majapahit
5. Candi Gunung Kawi Tampaksiring, dekat Ubud  di Pulau Bali Raja-raja di Bali Kerajaan Bali
6. Candi Pawon Kabupaten Magelang Raja Indra Kerajaan Mataram Kuno